OLEH :
NANDA MUTIA HARDIANTI
090302038
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
2013
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dimana penulis telah diberi kemampuan untuk menyusun makalah Sistem Informasi
Geografis yang berjudul “ Penggunaan
Sistem Informasi Geografis Dibidang Perikanan dan Kelautan”.
Ucapan
terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Rusdi Leidonald, SP, MSc. selaku
Dosen Pengajar Mata kuliah Sistem Informasi Geografis yang
telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, arahan, waktu
dan juga perhatiannya. Disamping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua rekan mahasiswa mahasiswi
khususnya MSP’09 yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Medan, April 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Geographic information
system (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografi adalah sebuah
alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer yang berkait erat
dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa
yang terjadi di muka bumi.
Teknologi GIS mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan, serta analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambar-gambar petanya. Kemampuan tersebut membuat sistem informasi GIS berbeda dengan sistem informasi pada umumnya dan membuatnya berharga bagi perusahaan milik masyarakat atau perseorangan untuk memberikan penjelasan tentang suatu peristiwa, membuat peramalan kejadian, dan perencanaan strategis lainnya.
Teknologi GIS mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan, serta analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambar-gambar petanya. Kemampuan tersebut membuat sistem informasi GIS berbeda dengan sistem informasi pada umumnya dan membuatnya berharga bagi perusahaan milik masyarakat atau perseorangan untuk memberikan penjelasan tentang suatu peristiwa, membuat peramalan kejadian, dan perencanaan strategis lainnya.
GIS adalah sebuah
teknologi yang mampu merubah besar-besaran tentang bagaimana sebuah aktivitas
bisnis diselenggarakan. Teknologi GIS memungkinkan Anda untuk melihat informasi
bisnis Anda secara keseluruhan dengan cara pandang baru, melalui basis
pemetaan, dan menemukan hubungan yang selama ini sama sekali tidak
terungkap. Penginderaan jauh merupakan
ilmu dan seni untuk memperoleh tentang suatu objek, daerah atau fenomena
melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung
dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji. Komponen dasar suatu sistem
pengindearaan jauh lokal ditunjukkan dengan adanya suatu sumber tenaga yang
seragam, atsmosfer yang tidak mengganggu, sensor sempurna, serangkaian
interaksi yang unik antara tenaga dengan benda di muka bumi, sistem pengolahan
data tepat waktu, berbagai penggunaan data.
Dunia kelautan
merupakan dunia yang sangat dinamis, disini hampir semunya bergerak kecuali
dasar lautan. Di wilayah yang merupakan bagian bumi terbesar ini, terdapat
banyak sumber daya alam yang bisa menghasilkan pendapatan yang tinggi untuk
suatu daerah atau pemerintahan, contohnya adalah sumber daya ikan. Indonesia
merupakan suatu negara yang sangat luas dan memiliki sumber daya perikanan yang
sangat besar juga. Dengan luas lautan sekitar 5,8 juta km2 dan panjang pantai
kurang lebih 81.000 km, maka potensi pendapatan ekonomi dari bidang perikanan
akan sangat besar sekali.
Menurut Kusyanto (2001)
potensi sumber daya perikanan di Indonesia adalah 6.1 juta ton per tahun dan
baru termanfaatkan sekitar 57%. Kurangnya pemanfaatan teknologi dalam
eksploitasi sumber daya ikan-ikan tersebut menyebabkan tidak optimumnya
pemanfaatan sumber daya ikan yang ada. Pemanfaatan suatu teknologi seperti
Sistem Informasi Geografis untuk perikanan di harapkan dapat mampu memberikan
suatu gambaran dan suatu tampilan spasial tentang sumber-sumber atau spot-spot
perikanan di wilayah indonesia yaitu dengan menggabungkan faktor-faktor
lingkungan yang mendukung tempat hidup dan berkumpulnya berbagai jenis ikan
tersebut sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil penangkapan ikan.
Keunggulan SIG ini
dapat dijadikan masukan berharga bagi para nelayan atau pengusaha perikanan
untuk mengetahuai lokasi-lokasi penangkapan ikan. Pertanyaan yang sering di
lontarkan nelayan adalah dimana lokasi penangkapan ikan yang baik? dan kapan
waktunya? Dengan SIG perikanan pertanyaan2 ini bisa di jawab, dengan bantuan
data SST, klorofil, PAR (Photosintesis Actibe Radiation) dll bulanan dalam
beberapa tahun yang diperoleh dari PJ dan dianalisis dengan SIG akan memberikan
tampilan secara geografis kencendrungan seberan dari faktor2 lingkungan yang
disukai oleh ikan yang akhirnya memberikan gambaran daerah perkiraan
penangkapan ikan.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan makalah
ini adalah untuk mengetahui penggunaan sistem infornasi geogafis dibidang
perikanan dan kelautan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Sistem Informasi
Geografis (bahasa Inggris) Geographic Information System disingkat GIS) adalah
sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial
(bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem
komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi
menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang
yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Beberapa pengertian SIG dari para ahli antara lain.
Sistem Informasi
Geografis semakin lama mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan
teknologi. Hampir semua sector yang berhubungan dengan kehidupan manusia
berhubungan dengan SIG,umumnya digunakan sebagai bahan perencanaan. Bidang
pendidikan, bidang pemerintahan, bidang perekonomian, dsb. Hal itu yang
melandasi penggunaan SIG sebagai acuan dalam perencanaan, pengolahan maupun
pengambilan keputusan tentang kondisi suatu wilayah, karena tidak semua kondisi
wilayah/daerah yang satu dengan yang lain sama.
GIS adalah sebuah teknologi yang mampu merubah besar-besaran tentang bagaimana sebuah aktivitas bisnis diselenggarakan. Teknologi GIS memungkinkan Anda untuk melihat informasi bisnis Anda secara keseluruhan dengan cara pandang baru, melalui basis pemetaan, dan menemukan hubungan yang selama ini sama sekali tidak terungkap.
GIS adalah sebuah teknologi yang mampu merubah besar-besaran tentang bagaimana sebuah aktivitas bisnis diselenggarakan. Teknologi GIS memungkinkan Anda untuk melihat informasi bisnis Anda secara keseluruhan dengan cara pandang baru, melalui basis pemetaan, dan menemukan hubungan yang selama ini sama sekali tidak terungkap.
Penginderaan jauh
merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh tentang suatu objek, daerah atau
fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji. Komponen dasar suatu
sistem pengindearaan jauh lokal ditunjukkan dengan adanya suatu sumber tenaga
yang seragam, atsmosfer yang tidak mengganggu, sensor sempurna, serangkaian
interaksi yang unik antara tenaga dengan benda di muka bumi, sistem pengolahan
data tepat waktu, berbagai penggunaan data.
Penginderaan jauh merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan informasi mengenai obyek dan lingkungannya dari jarak jauh tanpa sentuhan fisik. Tujuan utama penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data sumberdaya alam dan lingkungan. Biasanya teknik ini menghasilkan beberapa bentuk citra yang selanjutnya diproses dan diinterpretasi guna membuahkan data yang bermanfaat untuk aplikasi di bidang pertanian, arkeologi, kehutanan, geografi, geologi, perencanaan, dan bidang-bidang lainnya. Keberhasilan terapan penginderaan jauh meningkat cukup berarti dengan menggunakan pendekatan multi pandang (multiple view) untuk pengumpulan data. Cara ini dapat meliputi penginderaan multi tingkat (multi stage) dimana data suatu daerah kajian dikumpulkan dari berbagai tinggi terbang. Dapat pula dengan penginderaan multispektral (multi spectral) dimana data diperoleh pada beberapa saluran spektral secara bersama-sama. Atau dapat juga dengan penginderaan multi waktu (multi temporal) dimana data suatu daerah dikumpulkan dengan lebih dari satu tanggal pemotretan.
Penginderaan jauh merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan informasi mengenai obyek dan lingkungannya dari jarak jauh tanpa sentuhan fisik. Tujuan utama penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data sumberdaya alam dan lingkungan. Biasanya teknik ini menghasilkan beberapa bentuk citra yang selanjutnya diproses dan diinterpretasi guna membuahkan data yang bermanfaat untuk aplikasi di bidang pertanian, arkeologi, kehutanan, geografi, geologi, perencanaan, dan bidang-bidang lainnya. Keberhasilan terapan penginderaan jauh meningkat cukup berarti dengan menggunakan pendekatan multi pandang (multiple view) untuk pengumpulan data. Cara ini dapat meliputi penginderaan multi tingkat (multi stage) dimana data suatu daerah kajian dikumpulkan dari berbagai tinggi terbang. Dapat pula dengan penginderaan multispektral (multi spectral) dimana data diperoleh pada beberapa saluran spektral secara bersama-sama. Atau dapat juga dengan penginderaan multi waktu (multi temporal) dimana data suatu daerah dikumpulkan dengan lebih dari satu tanggal pemotretan.
2.2 Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Aplikasinya
untuk Zona Potensial Penangkapan Ikan
SIG merupakan alat yang dapat digunakan untuk menunjang pengelolan
sumberdaya yang berwawasan lingkungan. Pemanfaatan teknologi dalam perikanan tangkap dapat mempermudah dalam operasi
penangkapan ikan. Penghematan waktu dalam pencarian fishing ground yang sesuai. Dengan aplikasi sistem informasi
geografis dalam perikanan tangkap diharapkan dapat mengurangi operating cost dari kapal ikan,
merencanakan management yang efektif
bagi sumberdaya perikanan laut, evaluasi potensi sumberdaya perikanan laut.
Masalah
yang umum dihadapi adalah keberadaan daerah penangkapan ikan yang bersifat
dinamis, selalu berubah/berpindah mengikuti pergerakan ikan. Secara alami ikan
akan memilih habitat yang lebih sesuai, sedangkan habitat tersebut dipengaruhi
oleh kondisi oseanografi perairan. Dengan demikian daerah potensi penangkapan
ikan dipengaruhi oleh faktor oseanografi perairan. Kegiatan penangkapan ikan
akan menjadi lebih efisien dan efektif apabila daerah penangkapan ikan dapat
diduga terlebih dahulu sebelum armada penangkapan ikan berangkat dari
pangkalan. Salah satu cara untuk mengetahui daerah potensial penangkapan ikan
adalah melalui studi daerah penangkapan ikan dan hubungannya dengan fenomena
oseanografi secara berkelanjutan (Priyanti, 1999).
Dengan menggunakan SIG gejala perubahan lingkungan
berdasarkan ruang dan waktu dapat disajikan, tentunya dengan dukungan berbagai
informasi data, baik melalui survey langsung maupun dengan penginderaan jarak
jauh (INDERAJA). Proses perubahan lingkungan perairan tersebut menjadi studi dalam penentuan ”Daerah Penangkapan Ikan”.
Ikan dengan mobilitasnya yang tinggi akan lebih mudah dilacak
disuatu area melalui teknologi ini karena ikan cenderung berkumpul pada kondisi
lingkungan tertentu seperti adanya peristiwa upwelling, dinamika arus
pusaran (eddy) dan daerah front gradient pertemuan dua massa air yang
berbeda baik itu salinitas, suhu atau klorofil-a. Pengetahuan dasar yang
dipakai dalam melakukan pengkajian adalah mencari hubungan antara spesies ikan
dan faktor lingkungan di sekelilingnya. Dari hasil analisa ini akan diperoleh
indikator oseanografi yang cocok untuk ikan tertentu. Sebagai contoh ikan
albacore tuna di laut utara Pasifik cenderung terkonsetrasi pada kisaran suhu
18.5-21.5oC dan berassosiasi dengan tingkat klorofil-a sekitar 0.3 mg m-3
(Polovia et al., 2001; Zainuddin et al., 2004, 2006).
Selanjutnya output yang didapatkan dari indikator oseanografi yang bersesuaian
dengan distribusi dan kelimpahan ikan dipetakan dengan teknologi SIG. Data
indikator oseanografi yang cocok untuk ikan perlu diintegrasikan dengan
berbagai layer pada SIG karena ikan sangat mungkin merespon bukan hanya pada
satu parameter lingkungan saja, tapi berbagai parameter yang saling berkaitan.
Dengan kombinasi SIG, inderaja dan data lapangan akan memberikan banyak
informasi spasial misalnya dimana posisi ikan banyak tertangkap, berapa
jaraknya antara fishing base dan fishing ground yang produktif serta kapan
musim penangkapan ikan yang efektif. Tentu saja hal ini akan memberi gambaran
solusi tentang pertanyaan nelayan kapan dan dimana bias mendapatkan banyak
ikan.
Di bawah ini disajikan salah satu contoh aplikasi penggunaan
SIG dan inderaja pada penangkapan ikan tuna di laut utara Pasific (Gambar 1).
Disini terlihat bahwa dua database (satelit dan perikanan tuna)
dikombinasikan dalam mengembangkan spasial analysis daerah penangkapan ikan
tuna. Pada prinsipnya ada 4 layer/lapisan data yang diintegrasikan yaitu suhu
permukaan laut (SST) (NOAA/AVHRR), tingkat konsentrasi klorofil (SeaWiFS),
perbedaan tinggi permukaan air laut (SSHA) dan eddy kinetik energi (EKE)
(AVISO). Parameter pertama (SST) dipakai karena berhubungan dengan kesesuaian
kondisi fisiologi ikan dan thermoregulasi untuk ikan tuna; sedangkan parameter
yang kedua karena dapat menjelaskan tingkat produktifitas perairan yang
berhubungan dengan kelimpahan makanan ikan; sementara parameter yang ketiga
berhubungan dengan kondisi sirkulasi air daerah yang subur seperti eddy dan
upwelling ; dan parameter terakhir berhubungan dengan indeks untuk melihat
daerah subur dan kekuatan arus yang mungkin mempengaruhi distribusi ikan. Data
penangkapan ikan tuna (lingkaran putih pada peta yang ditunjukkan dengan tanda
panah) diplot pada peta lingkungan yang dibangkitkan dari citra satelit.
Sedangkan panel atau layer yang paling atas menunjukkan peta prediksi hasil
tangkapan.
Gambar 1. Aplikasi SIG dan inderaja dalam kegiatan
penangkapan ikan tuna pada bulan November 2000 (resolusi semua layer citra = 9
Km) (Zainuddin, 2006).
Gambar 1 memberi informasi bahwa ikan tuna tertangkap dalam
jumlah yang besar (terkonsentrasi) pada posisi sekitar 35oLU dan 160oBT
bersesuaian dengan kondisi SST sekitar 20oC dan berassosiasi dengan tingkat
klorofil-a sekitar 0.3 mg m-3. Konsentrasi ikan tersebut berada pada posisi
positif anomaly permukaan laut (warna merah) yang bertepatan dengan kondisi EKE
yang relatif lebih tinggi. Dari Gambar itu terlihat bahwa prediksi hasil
tangkapan dengan peluang yang tinggi (dikenal dengan istilah habitat hotspot)
juga menkonfirmasi daerah produktif tersebut. Setiap spesies ikan mempunyai
karakteristik oseanografi kesukaannya sendiri dan cenderung menempati daerah
tertentu yang bisa dipelajari. Hal ini dapat diketahui dengan pendekatan SIG
dan inderaja multi-layer tersebut.
2.3 Penginderaan Jauh Dalam Bidang
Oseanografi (Kelautan)
Manfaat penginderaan
jauh di bidang oseanografi (kelautan) adalah sebagai berikut:
·
Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu
permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar tampak (0-200 m).
·
Mengamati pasang surut dan gelombang
laut (tinggi, arah, dan frekwensi).
·
Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi
suhu permukaan.
·
Melakukan studi perubahan pantai, erosi,
dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).
Tujuan dilakukannya pembuatan aplikasi SIG
dalam bidang kelautan dan perikanan :
- Mengetahui ikan di laut berada dan kapan bisa ditangkap
- jumlah yang berlimpah merupakan pertanyaan yang sangat biasa didengar.
- Meminimalisir usaha penangkapan dengan mencari daerah habitat ikan, disisi biaya BBM yang besar, waktu dan tenaga nelayan
- mengetahui area dimana ikan bisa tertangkap dalam jumlah yang besar
Salah satu alternatif yang menawarkan solusi terbaik adalah
mengkombinasikan kemampuan SIG dan penginderaan jauh (inderaja) kelautan.
Dengan teknologi inderaja faktor-faktor lingkungan laut yang mempengaruhi
distribusi, migrasi dan kelimpahan ikan dapat
diperoleh secara berkala, cepat dan dengan cakupan area yang luas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi di lingkungan :
- suhu permukaan laut (SST),
- tingkat konsentrasi klorofil-a,
- perbedaan tinggi permukaan laut,
- arah dan kecepatan arus dan tingkat produktifitas primer.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dapat disimpulkan
bahwa, GIS adalah sebuah teknologi yang mampu merubah besar-besaran tentang
bagaimana sebuah aktivitas bisnis diselenggarakan. Teknologi GIS memungkinkan
Anda untuk melihat informasi bisnis Anda secara keseluruhan dengan cara pandang
baru, melalui basis pemetaan, dan menemukan hubungan yang selama ini sama
sekali tidak terungkap. Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh
tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh
dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang
dikaji.
SIG merupakan alat yang dapat digunakan untuk menunjang pengelolan
sumberdaya yang berwawasan lingkungan. Pemanfaatan teknologi dalam perikanan tangkap dapat mempermudah dalam
operasi penangkapan ikan. Penghematan waktu dalam pencarian fishing ground yang sesuai. Dengan aplikasi sistem informasi
geografis dalam perikanan tangkap diharapkan dapat mengurangi operating cost dari kapal ikan,
merencanakan management yang efektif
bagi sumberdaya perikanan laut, evaluasi potensi sumberdaya perikanan laut.
Manfaat penginderaan
jauh di bidang oseanografi (kelautan), yaitu mengamati sifat fisis laut,
seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar tampak (0-200 m),
mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi),
mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan, melakukan
studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).
Tujuan dilakukannya pembuatan aplikasi SIG
dalam bidang kelautan dan perikanan, yaitu mengetahui ikan di laut berada dan
kapan bisa ditangkap jumlah yang berlimpah merupakan pertanyaan yang sangat
biasa didengar, meminimalisir usaha penangkapan dengan mencari daerah habitat
ikan, disisi biaya BBM yang besar, waktu dan tenaga nelayan, dan mengetahui
area dimana ikan bisa tertangkap dalam jumlah yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2010. Aplikasi SIG di Bidang Kelautan dan Perikanan. http://amahabas.wordpress.com. (Diakses Pada Tanggal 08 April 2013).
Anonym. 2011. Aplikasi SIG Pada Dunia Kelautan. http://kuliahitukeren.blogspot.com. (Diakses Pada Tanggal 08 April 2013).
Himageofkipunsyiah. 2011. Pemanfaatan SIG dan PJ Dalam Pengelolaan
Sumberdaya Alam. http://himageofkipusk.blogspot.com. (Diakses Pada Tanggal 08 April 2013).
Blog terkait :
msp0960galinpardede.blogspot.com
msp0948amanda.blogspot.com
msp0947fadrika.blogspot.com
msp0923yudhalubis.blogspot.com
Blog terkait :
msp0960galinpardede.blogspot.com
msp0948amanda.blogspot.com
msp0947fadrika.blogspot.com
msp0923yudhalubis.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar